Perumahan atau Hunian merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi rakyat indonesia. Tetapi di zaman sekarang, khususnya di kota besar, dimana hunian atau perumahan sudah sangat sesak, maka otomatis harga menjadi semakin melambung tinggi. Ini akan menyulitkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam membeli hunian.
Setiap tanggal 25 Agustus dirayakan sebagai Hari Perumahan Nasional, dan pada tahun 2015 ini, Pemerintah mulai mencanangkan Progam Sejuta Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di seluruh Indonesia.
Pemerintah kemudian mengajak stakeholder perumahan untuk mendukung program tersebut. Stakeholder terdiri dari berbagai pihak antara lain developer atau pengembang, perbankan dan lembaga pengamat.
Menurut Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Maurin Sitorus, data backlog (kekurangan kebutuhan) rumah di Indonesia sekitar 13,5 juta dari sisi kepemilikan.
Ada sebanyak 7,6 juta warga Indonesia masih belum memiliki tempat tinggal sendiri, dan terdapat 3,4 juta unit rumah yang tidak layak huni. Masih terdapat 38 ribu hektar daerah kumuh. Hal tersebut diperburuk dengan struktur masyarakat saat ini yang menurut Sitorus tingkat golongan masyarakat miskin masih relatif besar.
“Dalam kurun lima tahun pemerintah akan membangun 900.000 rumah umum tapak dan susun. Untuk KPR swadaya 450.000, rusunawa 550.000, rumah khusus 50.000, bantuan sejumlah pemangunan baru 250.000, untuk peningkatan rumah tidak layak huni 1,5 juta,” ujar Maurin.
“Walaupun kita lihat angka ini sangat besar tapi tidak cukup, oleh karena itu pemerintah mencanangkan Program Sejuta Rumah. Dalam kurun waktu kepemimpinan Jokowi-JK setiap tahun akan dibangun 1 juta rumah,” kata Maurin.
“Tahun 2015 sekitar 600.000 unit untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan sisanya untuk komersial. Kami perkirakan untuk 2016 akan 700.000 MBR dan 300 Non-MBR, namun ini masih dapat berubah,” sambung dia.
Lebih lanjut, Sitorus mengatakan, pemerintah optimistis dapat mewujudkan program sejuta rumah untuk rakyat. Pasalnya, menurut Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Syarif Burhanuddin, belum setengah tahun berjalan, pemerintah telah menyelesaikan hampir setengah juta unit rumah.
Terkait program sejuta rumah, sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah siap menyiasati daya beli masyarakat rendah untuk menyukseskan program tersebut. Terutama untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), akan diberikan fasilitas uang muka rendah.
“Uang muka yang diminta mulai dari 1 persen, bunga 5 persen. Jadi semua bisa beli harusnya,” kata Basuki belum lama ini.
Bagi mereka yang ingin melihat progres perkembangan Sejuta Rumah, silahkan melihat Sebaran Lokasi Pembangunan di daerah anda masing-masing. Dan Rasakan Manfaatnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar